Minggu, 01 Mei 2016

Suka Duka Yanto, Tukang Parkir Pertigaan Cijantung

Jakarta - Tukang parkir, profesi yang di pandang rendah dan sebelah mata oleh sebagian orang. Namun tidak banyak orang mengira bahwa menjadi seorang tukang parkir adalah pekerjaan yang mulia. Itulah profesi yang sampai saat ini masih dijalani Yanto. Ayah dari satu orang anak ini sudah 12 tahun menjadi tukang parkir di pertigaan Cijantung. Pekerjaan kecil yang sehari-hari dijalani dengan penuh rasa tanggung jawab yang besar tidak membuat Yanto berkecil hati.

Lelaki kelahiran  Banyumas ini setiap bulanya mendapatkan penghasilan sekitar Rp 1.000.000. Walau dengan gaji yang cukup kecil itu, Yanto tetap menerimanya dengan penuh rasa syukur. Ia selalu menganggap bahwa ‘’Apabila pekerjaan selalu dijalani dengan ikhlas, maka akan menjadi berkah’’. Dengan hadirnya seorang anak dalam keluarga sederhananya, Yanto semakin merasa bertambahnya beban yang harus dipikulnya. Anak Yanto yang masih kecil perlu dipenuhi kebutuhannya. Dengan kondisi ekonomi seperti ini, Yanto berusaha dengan baik mengatur pengeluaran yang diperlukan keluarganya.

Selain karena panggilan, alasan lain mengapa Yanto memilih bekerja sebagai tukang parkir adalah, karena tidak ada pekerjaan lain yang sesuai dengan keahlian dan latar belakang pendidikannya. Sekali lagi Yanto tetap bersyukur, di kota besar seperti Jakarta ini masih banyak orang yang tidak memiliki pekerjaan, bahkan bergantung hidup dengan orang lain.

Semua pekerjaan pasti ada hambatannya, hal itu juga sering dialami Yanto. Menjalani profesi sebagai tukang parkir  tidak membuat Yanto terbebas dari berbagai hambatan dan masalah. Terkadang ada beberapa orang yang susah diatur dan tidak sabaran ketika macet. Padahal itu semua adalah untuk keselamatan bersama. Dengan senyum khasnya, Yanto terus bersabar menghadapi segala hambatan yang ia yakini sebagai ujian dalam pekerjaan yang sedang dijalaninya itu.

Jika ada waktu luang, Yanto menggunakannya dengan sebaik-baiknya untuk membaca Al-Qur’an. Ia tidak ingin ketinggalan dalam berburu amal untuk bekal di Akhirat. Di usianya yang ke 39, Yanto semakin sadar bahwa umur tidak ada yang tahu. Menjadi tukang parkir dijalani Yanto mulai tahun 2000 hingga sekarang. (Amelina Saraswati)

0 komentar: